Kewaspadaan pariwisata Bali di tengah potensi letusan Gunung Agung
Kedatangan wisatawan mancanegara di Bali mencapai titik tertinggi untuk tahun 2017 pada Agustus lalu, sebelum Gunung Agung mulai menunjukkan tanda-tanda erupsi. Di tengah kewaspadaan terhadap letusan gunung api itu, para pemangku kepentingan pariwisata bersiasat menghindari potensi kerugian.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia untuk kawasan Bali, Cok Atje, menyebut status awas Gunung Agung yang ditetapkan PVMBG awalnya tidak mempengaruhi tingkat kehadiran wisatawan mancanegara ke provinsi itu. Namun, kata Atje, seiring pemberitaan media massa dan gelombang pengungsian ratusan ribu warga dari sekitar Gunung Agung, pariwisata Bali mulai terdampak.
"Oktober ini ada potensi pembatalan pesanan hotel sebesar 20%, terutama tamu-tamu datang ke Bali untuk mengikuti rapat atau konferensi," ujarnya kepada BBC Indonesia, Kamis (05/09).
"Kami berharap, dengan penjelasan gubernur dan kedatangan Menteri Pariwisata ke Pura Besakih, potensi pembatalan itu berkurang," tutur Atje.
Sebagian pengungsi Gunung Agung diimbau untuk pulang
Rekaman langka letusan Gunung Agung 1963
Relokasi pengungsi Gunung Agung ke luar Bali 'memicu masalah baru'
Kamis (05/10) pagi, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengikuti sembahyang memeperingati bulan penuh ( purnama kapat ) di Pura Besakih, Karangasem bersama sejumlah pemuka agama dan puluhan pemeluk Hindu.
Pemerintah sebelumnya meminta pura itu ditutup sementara karena masuk kawasan rawan bencana atau berjarak sembilan kilometer dari Gunung Agung.
"Jumlah peserta sembahyang berkurang (daripada tahun 2016). Wisatawan sudah cancel datang ke sini (Besakih), mereka yang berencana mendaki gunung juga tidak bisa datang," kata Pastika.
Usai upacara keagamaan itu, giliran Menteri Pariwisata Arief Yahya yang datang ke Pura Besakih. "Kami ingin menenangkan masyarakat dan membuktikan bahwa Bali aman," ujar Arief.
Badan Pusat Statistik Bali mencatat, sebanyak 601.884 wisatawan luar negeri datang ke Bali selama Agustus lalu. Sebesar 99,6% dari mereka datang ke Bali melalui bandara.
Sejak status awas pada 22 September lalu, Bandara Ngurah Rai di Denpasar masih terus beroperasi. Menurut Cok Atje, jika aktivitas vulkanik Gunung Agung menganggu lalu lintas penerbangan, roda pariwisata Bali akan terdampak secara langsung.
Kedatangan wisatawan mancanegara di Bali mencapai titik tertinggi untuk tahun 2017 pada Agustus lalu, sebelum Gunung Agung mulai menunjukkan tanda-tanda erupsi. Di tengah kewaspadaan terhadap letusan gunung api itu, para pemangku kepentingan pariwisata bersiasat menghindari potensi kerugian.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia untuk kawasan Bali, Cok Atje, menyebut status awas Gunung Agung yang ditetapkan PVMBG awalnya tidak mempengaruhi tingkat kehadiran wisatawan mancanegara ke provinsi itu. Namun, kata Atje, seiring pemberitaan media massa dan gelombang pengungsian ratusan ribu warga dari sekitar Gunung Agung, pariwisata Bali mulai terdampak.
"Oktober ini ada potensi pembatalan pesanan hotel sebesar 20%, terutama tamu-tamu datang ke Bali untuk mengikuti rapat atau konferensi," ujarnya kepada BBC Indonesia, Kamis (05/09).
"Kami berharap, dengan penjelasan gubernur dan kedatangan Menteri Pariwisata ke Pura Besakih, potensi pembatalan itu berkurang," tutur Atje.
Sebagian pengungsi Gunung Agung diimbau untuk pulang
Rekaman langka letusan Gunung Agung 1963
Relokasi pengungsi Gunung Agung ke luar Bali 'memicu masalah baru'
Kamis (05/10) pagi, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengikuti sembahyang memeperingati bulan penuh ( purnama kapat ) di Pura Besakih, Karangasem bersama sejumlah pemuka agama dan puluhan pemeluk Hindu.
Pemerintah sebelumnya meminta pura itu ditutup sementara karena masuk kawasan rawan bencana atau berjarak sembilan kilometer dari Gunung Agung.
"Jumlah peserta sembahyang berkurang (daripada tahun 2016). Wisatawan sudah cancel datang ke sini (Besakih), mereka yang berencana mendaki gunung juga tidak bisa datang," kata Pastika.
Usai upacara keagamaan itu, giliran Menteri Pariwisata Arief Yahya yang datang ke Pura Besakih. "Kami ingin menenangkan masyarakat dan membuktikan bahwa Bali aman," ujar Arief.
Badan Pusat Statistik Bali mencatat, sebanyak 601.884 wisatawan luar negeri datang ke Bali selama Agustus lalu. Sebesar 99,6% dari mereka datang ke Bali melalui bandara.
Sejak status awas pada 22 September lalu, Bandara Ngurah Rai di Denpasar masih terus beroperasi. Menurut Cok Atje, jika aktivitas vulkanik Gunung Agung menganggu lalu lintas penerbangan, roda pariwisata Bali akan terdampak secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar